Dan, Aku pun Pulang
Tempat ini adalah dimana terakhir aku bertemu dengan-nya, saat itu aku meminta-nya untuk menemaniku membeli kuas ditoko buku. Alasanku untuk membeli kuas ditoko buku ini adalah untuk menemui-nya, padahal ada banyak toko terdekat didaerah tempat rumahku yang menjual kuas, hanya saja aku ingin bertemu dengan-nya. Saat aku bertemu dengan-nya, aku tidak begitu banyak bicara karna keadaanku memang sedang tidak sehat karena dua hari sebelumnya aku jatuh sakit. Tidak peduli apa kata teman-nya yang saat itu datang lalu membicarakan sikapku yang seharusnya banyak pembicaraan namun memilih untuk diam, ya karna aku tidak enak badan saat itu. Memesam RiceBox dan air mineral, ia memesan kopi yang dingin. Tak beberapa lama setelah menghabiskan RiceBox, aku pulang dan tidak dibarengi oleh kepulangan-nya . Mungkin itu adalah pertemuan terakhir aku dengan –nya.
Lima bulan tak bertemu, sebuah pesan singkat muncul di handphone.
“kngen,…”
Aku pun membalas,
“kangen ya ketemu.”
Beberapa hari aku menunggu balasan dari-nya, namun tak ada balasan. Saat aku mengirimkan pesan yang ia kirimkan kepadaku saat itu, jawabannya adalah sama seperti aku membalas pesan yang ia kirimkan saat itu. Mencoba untuk meraih-nya kembali dengan motivasi teman sebangku, sangat yakin. Saling bertukar kabar, saling memberitahu, saling mengingatkan. Tak beberapa lama. Mencoba untuk berkata jujur bahwa aku ingin bertemu dengan-nya, dan ia pun berusaha untuk menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya. Malam sebelum bertemu dengan-nya, aku memikirkan apa yang akan aku lakukan besok? Topik apa yang harus dibicarakan, atau akankan semua kembali seperti pertama kita bertemu?
Yang belum terwujud dengan-nya adalah makan Ramen. pernah sebelumnya mengajak makan ramen bersama, namun tempat ramen tersebut sudah tutup. Jadi, pertemuan kali ini adalah makan ramen. Awalnya ia bilang jam 11 akan bertemu, bertemu di tempat terkhir kita bertemu pada saat itu. Aku bilang ,
“aku tunggu di …. Jam 11 pas, pokonya aku tunggu. Nanti kita bareng ke tempat ramennnya.”
Namun yang iya balas adalah ia tak tentu akan datang jam 11, bisa saja jam 10, katanya. Dengan kesibukannya, saat ini aku mengerti. berkat motivasi teman sebangku. Sangat yakin, harapan itu ada.
Bangun sangat pagi, menyiapkan semua yang akan dipakai. Sepatu, baju, celana, sweater, tas, payung, air minum. Mengosongkan waktu yang sebelumnya sudah terjadwal, merelakan waktu bermain dota , hanya karna ingin bertemu dengan-nya. lalu, Datang ke tempat terakhir ku dengan-nya bertemu jam 11:33, padahal aku janji jam 11:00 , karena terjebak macet sebelumnya. Namun bukan berarti alasanku untuk mengelak, aku telat. Saat aku datang, aku berdiri sejenak dan memperhatikan semua orang yang ada, apakah ia sudah datang ? ternyata belum. Lalu aku memesan Tropical Float kesukaanku, di jam 11:41 . Lalu aku duduk, dan mengirim pesan singkat kepada-nya ,
“…, kamu dimana ?”
Tidak ada jawaban, mungkin ia sibuk. Lalu aku menunggu sambil sesekali melihat hanphone, melihat orang-orang disekitar dan melihat ke arah dimana ia akan datang.
Sewaktu aku datang ke tempat ini, sangat ramai orang-orang yang datang. Tiga puluh menit sudah aku menunggu, sesekali melihat handphone, melihat orang-orang disekitar dan melihat ke arah dimana ia akan datang. Sampai-sampai tempat duduk disekitarku sepi dan beberapa orang yang sebelumnya sudah ada ditempat ini keluar dan kembali lagi, melihatku. Sesekali meminum-minuman yang aku pesan, cream yang sebelumnya agak keras mulai mencair dan agak membahasi meja. Aku sengaja tak mengirim pesan kepadanya, karna aku yakin. Harapan itu ada.
satu jam kemudian, aku menunggu. sambil sesekali melihat hanphone, melihat orang-orang disekitar dan melihat ke arah dimana ia akan datang. Tempat yang tadinya agak sepi, ramai kembali karna sudah waktunya jam makan siang. Minumanku sudah mencair, krimnya sudah menyatu dengan air, larut dalam dasar gelas. Sebenarnya aku ingin memesan RiceBox, tapi bagaimana jika ia datang dan saat akan makan ramen aku sudah kenyang ? aku urungkan niatku untuk memesan RiceBox, karna aku yakin ia akan datang. Satu jam lima belas menit aku menunggu, aku melihat seragam yang pernah ia kenakan, mungkin asalnya sama dengan-nya. aku yakin ia akan datang.
Satu sentangah jam aku menunggu, sudah tidak ada lagi. Suasana di tempat ini mulai sepi. Sambil menunggu ia datang, aku memutuskan untuk pergi ke toko buku melihat-lihat buku rilisan terbaru. Aku sangat yakin ia akan datang. Tak terasa tiga puluh menit berputar-putar melihat buku, sudah dua jam aku menunggu, apakah ia akan datang ? sesekali melihat hanphone, melihat suasanya sekitar. aku pun keluar dari toko buku tersebut berniat untuk melihat ketempat terakhir kita bertemu, apakah ia datang ? saat aku lihat, ia tak ada.
Sebenarnya aku sangat yakin bahwa ia akan datang, bertemu, lalu makan ramen bersama. Namun apa-daya, aku tak bisa memaksakan. Mengingat kembali “jangan takut kehilangan orang yang kita suka, kita sayang. Tapi takutlah jika kita belum masuk ke-hati-nya.”, aku tidak terlalu berharap kembali seperti kemarin, tapi aku mengharapkan. Aku yakin, sangat yakin berkat motivasi teman sebangku, aku yakin. Lalu awan pun mendung, mungkin mewakili perasaan. Sama seperti lagu yang akhir-akhir ini didengarkan, “I don’t love you” dari My Chmical Romance, yang liriknya
When you go, would you even trun to say “I don’t love you like a did yesterday”.
Tak bisa mengatakan apa-apa karna ada rasa yang hilang.
Hujan pun turun, cukup deras. mewakili perasaan. Mungkin kita tak akan bertemu kembali, namun jika kita bertemu, perasaan tetap ada tapi “I don’t love you like a did yesterday”.
Batrai hanphoneku sudah mau habis, aku kirim pesan singkat terkhirku ,
“… , aku pulang ya, mungkin lain kali. Hehe”
Dan , aku pun Pulang.
Lima bulan tak bertemu, sebuah pesan singkat muncul di handphone.
“kngen,…”
Aku pun membalas,
“kangen ya ketemu.”
Beberapa hari aku menunggu balasan dari-nya, namun tak ada balasan. Saat aku mengirimkan pesan yang ia kirimkan kepadaku saat itu, jawabannya adalah sama seperti aku membalas pesan yang ia kirimkan saat itu. Mencoba untuk meraih-nya kembali dengan motivasi teman sebangku, sangat yakin. Saling bertukar kabar, saling memberitahu, saling mengingatkan. Tak beberapa lama. Mencoba untuk berkata jujur bahwa aku ingin bertemu dengan-nya, dan ia pun berusaha untuk menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya. Malam sebelum bertemu dengan-nya, aku memikirkan apa yang akan aku lakukan besok? Topik apa yang harus dibicarakan, atau akankan semua kembali seperti pertama kita bertemu?
Yang belum terwujud dengan-nya adalah makan Ramen. pernah sebelumnya mengajak makan ramen bersama, namun tempat ramen tersebut sudah tutup. Jadi, pertemuan kali ini adalah makan ramen. Awalnya ia bilang jam 11 akan bertemu, bertemu di tempat terkhir kita bertemu pada saat itu. Aku bilang ,
“aku tunggu di …. Jam 11 pas, pokonya aku tunggu. Nanti kita bareng ke tempat ramennnya.”
Namun yang iya balas adalah ia tak tentu akan datang jam 11, bisa saja jam 10, katanya. Dengan kesibukannya, saat ini aku mengerti. berkat motivasi teman sebangku. Sangat yakin, harapan itu ada.
Bangun sangat pagi, menyiapkan semua yang akan dipakai. Sepatu, baju, celana, sweater, tas, payung, air minum. Mengosongkan waktu yang sebelumnya sudah terjadwal, merelakan waktu bermain dota , hanya karna ingin bertemu dengan-nya. lalu, Datang ke tempat terakhir ku dengan-nya bertemu jam 11:33, padahal aku janji jam 11:00 , karena terjebak macet sebelumnya. Namun bukan berarti alasanku untuk mengelak, aku telat. Saat aku datang, aku berdiri sejenak dan memperhatikan semua orang yang ada, apakah ia sudah datang ? ternyata belum. Lalu aku memesan Tropical Float kesukaanku, di jam 11:41 . Lalu aku duduk, dan mengirim pesan singkat kepada-nya ,
“…, kamu dimana ?”
Tidak ada jawaban, mungkin ia sibuk. Lalu aku menunggu sambil sesekali melihat hanphone, melihat orang-orang disekitar dan melihat ke arah dimana ia akan datang.
Sewaktu aku datang ke tempat ini, sangat ramai orang-orang yang datang. Tiga puluh menit sudah aku menunggu, sesekali melihat handphone, melihat orang-orang disekitar dan melihat ke arah dimana ia akan datang. Sampai-sampai tempat duduk disekitarku sepi dan beberapa orang yang sebelumnya sudah ada ditempat ini keluar dan kembali lagi, melihatku. Sesekali meminum-minuman yang aku pesan, cream yang sebelumnya agak keras mulai mencair dan agak membahasi meja. Aku sengaja tak mengirim pesan kepadanya, karna aku yakin. Harapan itu ada.
satu jam kemudian, aku menunggu. sambil sesekali melihat hanphone, melihat orang-orang disekitar dan melihat ke arah dimana ia akan datang. Tempat yang tadinya agak sepi, ramai kembali karna sudah waktunya jam makan siang. Minumanku sudah mencair, krimnya sudah menyatu dengan air, larut dalam dasar gelas. Sebenarnya aku ingin memesan RiceBox, tapi bagaimana jika ia datang dan saat akan makan ramen aku sudah kenyang ? aku urungkan niatku untuk memesan RiceBox, karna aku yakin ia akan datang. Satu jam lima belas menit aku menunggu, aku melihat seragam yang pernah ia kenakan, mungkin asalnya sama dengan-nya. aku yakin ia akan datang.
Satu sentangah jam aku menunggu, sudah tidak ada lagi. Suasana di tempat ini mulai sepi. Sambil menunggu ia datang, aku memutuskan untuk pergi ke toko buku melihat-lihat buku rilisan terbaru. Aku sangat yakin ia akan datang. Tak terasa tiga puluh menit berputar-putar melihat buku, sudah dua jam aku menunggu, apakah ia akan datang ? sesekali melihat hanphone, melihat suasanya sekitar. aku pun keluar dari toko buku tersebut berniat untuk melihat ketempat terakhir kita bertemu, apakah ia datang ? saat aku lihat, ia tak ada.
Sebenarnya aku sangat yakin bahwa ia akan datang, bertemu, lalu makan ramen bersama. Namun apa-daya, aku tak bisa memaksakan. Mengingat kembali “jangan takut kehilangan orang yang kita suka, kita sayang. Tapi takutlah jika kita belum masuk ke-hati-nya.”, aku tidak terlalu berharap kembali seperti kemarin, tapi aku mengharapkan. Aku yakin, sangat yakin berkat motivasi teman sebangku, aku yakin. Lalu awan pun mendung, mungkin mewakili perasaan. Sama seperti lagu yang akhir-akhir ini didengarkan, “I don’t love you” dari My Chmical Romance, yang liriknya
When you go, would you even trun to say “I don’t love you like a did yesterday”.
Tak bisa mengatakan apa-apa karna ada rasa yang hilang.
Hujan pun turun, cukup deras. mewakili perasaan. Mungkin kita tak akan bertemu kembali, namun jika kita bertemu, perasaan tetap ada tapi “I don’t love you like a did yesterday”.
Batrai hanphoneku sudah mau habis, aku kirim pesan singkat terkhirku ,
“… , aku pulang ya, mungkin lain kali. Hehe”
Dan , aku pun Pulang.
Comments
Post a Comment