Posts

Showing posts from 2020

Ditinggalkan dan Meninggalkan

 Sebagai manusia yang hidup, pasti bakalan ditinggal atau meninggalkan. Entah itu kita yang meninggalkan atau ditinggalkan, ditinggal tidur, ditinggal pergi, ditinggal sendirian bahkan ditinggalkan oleh yang masih bernapas atau oleh yang tidak bernapas. Kita juga mungkin bakalan meninggalkan orang-orang disekeliling kita, meninggalkan yang tidak penting, bahkan  meninggalkannya pun terkadang harus dengan sangat terpaksa. Rasa takut untuk ditinggalkan? Jelas pasti ada. Pasti, takut. Untuk yang belum ditinggalkan pasti takut. Untuk yang udah ditinggalkan, yaudah... Ya udah ditinggalkan, mau apa? Berusaha untuk tidak ditinggalkan, setiap chatting yang ga akan pernah kekirim kayak "plis bales", "bales dong", "ayo bales", "tanggapin dan tanya balik dong". Si ngarep. Ya memang berharap. Boleh kan? Boleh..  Ditinggal, ga bales, pergi, ga kenal, ya gapapa. Terus mau apa? 

Tentang | Percaya diri

 Blog ini mengandung banyak kata "tapi". Gue memang selalu tidak percaya diri, menurut gue. Apa gue menyesal dengan ketidak percayaan diri gue? Engga, engga sama sekali. Gue mensyukuri apa yang ada di diri gue dan hidup gue.  Kepercayaan diri memang harus dilatih, sejak dulu gue selalu dibuat untuk menjadi percaya diri, kayak jadi Ketua Kelas atau ketua kelompok. Tapi semenjak gue berada di depan kelas atau di depan orang banyak, gue merasa gue takut, gue merasa takut dengan kesalahan-kesalan yang mungkin terjadi dan kayaknya itu membuat gue seperti sekarang. Takut salah dan menjadi tidak percaya diri. Gue sudah melatih percaya diri gue sejak SMA, tapi sejak SMA juga gue merasa tidak percaya diri. Gue mencoba untuk berbaur, terus ngobrol, coba untuk tampil, tapi itu kayaknya bukan gue. Waktu kuliah gue coba untuk melatih ketidak percayaan diri gue dengan ikutan jadi mentor saat Orientasi Kampus, gue bukan mahasiswa yang banyak sekali ikut organisasi, ikut banyak kegiatan kamp

Singkat Cerita

Menjadi seorang yang pemalu membuat gue malu akan segala hal, iya dong... Masa berani. *Awalan yang aneh sekali ini* Saat gue ingin kenal dengan seseorang yang sebenenya gue tau dari lama. pengen kenal tapi malu aja gitu, gimana ya ini awalnya, gimana cara taunya, awkward pasti. Singkat cerita, lalu gue minta tolong ke teman sekaligus sahabat gue untuk "mintain nomornya dong.." karena sahabat gue ini cukup terkenal dan punya banyak "link" di sekolah pada waktu itu. Dapet lah nomornya. Sebenernya ga banyak yang gue tau tentang dia saat waktu di sekolah, gue hanya tau "ohh ini...", Liat dikantin, didepan kelasnya, atau gue liatin dari lantai 2 saat dia lagi pelajaran olahraga. Gue juga tau akun Instagramnya, itu juga liat dari tag temen sekelasnya yang gue follow, "ohh ini.." udah aja gitu.  4 tahun berlalu, gue coba liat lagi dan "masih pacaran ga sih sama yang dulu, atau punya pacar yang beda sekarang?" Pikir gue. Setelah g

Mending Ga Usah Kalo Gitu

Semakin bertambah usia dan semakin berjalannya waktu, semakin gue penasaran akan sesuatu,  banyak tanya, pengen tau banget deh pokonya.  Sebelum gue menanyakan sesuatu atau melihat sesuatu yang gue penasaran banget, pasti gue merasa ragu. Gue selalu mempersiapkan mental, perasaan hati, dan kesiapan diri gue terlebih dulu. Gunanya untuk apa? Gunanya untuk: setelah gue tau jawabannya, setelah gue lihat apa yang sebenernya gue pengen liat, gue udah siap dengan jawaban dan apa yang gua liat. Gue siap dengan mental gue, gue siap dengan perasaan gue. Supaya ga no hard fellings gitu, dan gue ga mau itu terjadi.  Tapi terkadang ga semua rasa penasaran itu harus perlu tau jawabannya, ada hal-hal yang mungkin ga perlu gue tau dan dibiarin jadi teka-teki. Untuk semua hal-hal yang gue tanyain sebenernya gue udah tau jawabannya. Gue selalu menanyakan apa yang gue tau jawabannya, kalo pun jawabannya beda, ga beda-beda banget dengan yang gue tebak.  Tentang ajakan yang sebenarnya ragu, g

GUE SANGAT SENANG!

Hai, alhamdullilah, puji dan syukur kepada Allah kita dipertemukan kembali dengan bulan yang sangaaattttt luar biasa penuh kasih sayang, rahmat, pahala, dan yang terbaik dari seribu bulan yaitu bulan Ramadan. Nama panjang gue hehe. Semoga kita selalu diberikan kesehatan, ketenangan hati, pikiran, rezeki yang baik dan engga hanya untuk kita sendiri, melainkan seluruh keluarga kita, teman-teman kita, dan semua orang yang menyambut dengan penuh sukacita sehingga kita bisa lebih fokus saat beribadah. Aamiin. Selamat menjalankan ibadah puasa teman-teman. Sehat-sehat :)

YA

Ngapain ya?

Sepi abisnya

Pecahkan saja gelasnya biar ramai Biar mengaduh sampai gaduh Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih Kenapa tidak kau goyangkan saja locengnya biar terdera Atau aku harus lari kehutan Belok ke pantai? -Dian Sastro-

Tentang Instasory yang Dibisukan

Sejak bulan Desember 2019, gue membisukan semua orang yang gua follow di Instagram, iya, semuanya. Alasanya adalah "Gak Penting". (Menurut gue), Instastory yang lo semua posting adalah gak penting, sama dengan gue, apa yang gue posting di Instastory Instagram gue semuanya ga penting, lebih ke iseng aja. Jadi kalo misalkan gue tiba-tiba liat Instastory lo (orang yang mungkin gue follow di Instagram) itu artinya gue lagi stalking aja dan kalo misalkan gue ga tau kayak "eh si ini jadian sama si itu loh, tadi liat instastorynya.", "Si itu sekarang ini loh", dll, Dalam hati "BODO AMAT". Tapi kalo saat ini ada 1 orang yang gue gak bisukan Instasorynya, yaitu orang yang gue suka. Ohiya, tapi ada juga sih yang gue bisukan instastory dan postingan feeds nya hehe, diantara lain adalah orang-orang yang udah punya pacar, alasannya karena males aja liatnya, terus sama orang-orangnya tidak penting dalam hidup gue (yaa emang gue suka aja sama orangn

Sedang Berada

Sedang berada difase sangat salah tingkah, Hampir satu bulan dari awal kenal dan chatting, belum pernah ada yang bilang "malam" "dahh" "bye", belum. Gue ga takut, gue sangat biasa aja. Tapi yang gue selalu pengen tanya dikemudian hari, "apakah kata-kata itu tidak untuk gue, melainkan untuk orang lain?". Belum tau langkah selanjutnya, tapi waktu terus berjalan. Ga lagi main catur sih... Tapi salah langkah bisa diambil sama orang lain. 

biasanya pagi pagi, sekarang udah kesiangan.

You're wasting my time Uh baby where i did go wrong We've been through this all time I can't even try to ask you stay You just keep rolling your eyes Don't know what to stay I know someone else inside your mind Tell me im dreamin Could you count the time i've given to you? Contemplating hundreds of my thoughts If i could be the one tell me how to do it Or you can say "sorry you cant be the one" Then i know i cant be the one Im telling myself to try my best to make you stay But you're too good to hurting me I can't even help myself to survive You just keep rolling your eyes Dont know how to stay I know someone else inside your mind Calling back back my unspoken tears to remind me That im here for all the consequences of loving you Now, i cant deny that im not ready to feel the pain Anyone can tell me why? Why this feel so hard?

TIDAK ADA PEMBAHASAN LAIN = BASA-BASI

Gua tidak mau membohingin diri gua sendiri dengan semua basa-basi. Semua yang gua katakan, gua ketik, atau gua ucapkan. Sebisa mungkin ga basa-basi. Terkadang, basa-basi membuat kita merasa nyaman kalo lagi ngobrol, tapi apa daya, semua obrolan menjadi basa-basi kesan nya. Apakah harus semua tanya untuk dijawab? Ya memang komunikasi dua arah sih, tapi.. gua seperti mewawancarai hal yang tidak penting. Yang hanya ingin membuat lawan bicara gua ada. Maupun gua yang terus tanya, gua berharap ditanya, tanpa basa-basi.